Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) telah mengikhbarkan bahwa 1 Rabiul Awal 1444 H jatuh pada Selasa, 27 September 2022. Hal ini didasarkan atas kesaksian perukyat di tiga lokasi yang melihat hilal, yaitu di (1) Condrodipo, Gresik, Jawa Timur; (2) Pekalongan, Jawa Tengah; dan (3) Jakarta Utara.
Konjungsi atau ijtimak bulan terjadi pada Senin Kliwon 26 September 2022 pukul 04:54:43 WIB.
Letak matahari terbenam berada pada posisi 1 derajat 24 menit 26 detik selatan titik barat. Sedangkan letak hilal pada posisi 0 derajat 32 menit 17 detik selatan titik barat. Adapun kedudukan hilal berada pada 0 derajat 51 menit 20 detik utara. Matahari dalam keadaan miring ke utara dengan elongasi 6 derajat 53 menit 54 detik. Lama hilal 24 menit 11 detik.
Berdasarkan metode falak yang sama, parameter hilal terkecil terjadi di Kota Merauke, Provinsi Papua. Di kota ini, tinggi hilal mar’i 4 derajat 32 menit dengan elongasi hilal haqiqy 5 derajat 56 menit dan lama hilal di atas ufuk 20 menit 14 detik.
Parameter hilal terbesar terjadi di Kota Lhoknga Provinsi Aceh. Tinggi hilal mar’i 5 derajat 48 menit dengan elongasi hilal haqiqy 7 derajat 14 menit dan lama hilal di atas ufuk 26 menit 16 detik.
Data hisab ini telah dihitung dengan metode perhitungan ilmu falak terhadap hilal awal Muharram 1444 H dengan menggunakan sistem hisab jama’i (tahqiqy tadqiky ashri kontemporer) khas Nahdlatul Ulama.
Data hisab ini sudah berada di atas kriteria Imkanurrukyah (kemungkinan hilal dapat terlihat) yang ditetapkan Menteri-menteri Agama Brunai Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS), yakni tinggi hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.
Tanggal Maulid Nabi Tahun 2022
Mellaui Ikhbar yang tertulis dalam pengumuman nomor: 029/LF–PBNU/IX/2022 yang dikeluarkan pada Senin (26/9/2022). Maka dengan demikian maka Maulid Nabi Muhammad SAW yang diperingati setiap tanggal 12 Rabiul Awal, pada tahun 1444 Hijriah akan jatuh bertepatan pada Sabtu, 8 Oktober 2022 M.
Sebagai informasi, hilal awal Rabiul Awal 1444 H berada di atas ufuk, yakni tepatnya +5 derajat 31 menit 5 detik, dengan markaz Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, koordinat 6º 11’ 25” LS 106º 50’ 50” BT.
Agama Islam mengajarkan umatnya mengatur keuangan dengan senantiasa berhemat dan membelanjakan uang seperlunya. Di dalam agama Islam juga diajarkan agar kita senantiasa menabung untuk masa depan.
Menabung adalah menyisihkan atau menyimpan sebagian dari penghasilan yang kita dapat untuk masa depan, untuk berjaga-jaga apabila suatu saat ada keperluan yang mendesak. Mengatur keuangan menjadi lebih mudah apabila kita terbiasa melakukannya.
Tips Mengatur Keuangan Menurut Islam
Menabung merupakan kegiatan mengatur keuangan yang baik dan dirahmati oleh Allah SWT. Untuk meraih sukses menurut Islam kita harus bisa mengelola keuangan dengan benar dan baik. Dan berikut ini adalah beberapa tips mengatur keuangan menurut Islam :
1. Bekerja yang halal
Penghasilan dari pekerjaan atau usaha yang halal jauh lebih baik dibandingkan dari usaha yang haram. Uang yang berasal dari usaha yang haram atau yang biasa disebut dengan uang haram, tidak akan pernah bisa ditabung atau disimpan untuk jangka waktu yang lama.
Uang haram tidak memililki keberkahan dan tidak dirahmati oleh Allah SWT., maka dari itu uang haram tidak akan pernah bisa ditabung.
2. Membelanjakan uang dengan sederhana
Untuk tips mengatur keuangan agar tidak cepat habis, sebaiknya kita membelanjakan uang secara sederhana dan tidak menghambur-hamburkan uang yang dimiliki.
3. Menyisihkan sebagian rezeki untuk menabung
Menyisihkan sebagian rezeki atau menabung dalam mengatur keuangan memiliki banyak manfaat, salah satunya untuk berjaga-jaga apabila kita mengalami musibah yang membutuhkan biaya banyak.
Kita tidak pernah tahu masa depan dan tidak tahu kapan kita akan berada diatas dan kapan kita akan berada dibawah. Oleh sebab itu Rasulullah menyarankan agar kita menyisihkan sebagian rezeki yang kita miliki untuk pada saat miskin dan membutuhkan.
4. Hindari berhutang dalam mengatur keuangan
Disaat darurat, berhutang terkadang menjadi satu-satunya jalan yang bisa ditempuh dalam mengatur keuangan. Dalam Islam tidak dianjurkan untuk berhutang apabila tidak benar-benar dalam keadaan membutuhkan dan mendesak.
Namun jika memang terpaksa berhutang, maka orang yang berhutang berkewajiban untuk mengembalikan uang yang dipinjamnya.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW., bersabda :
“Barangsiapa hutang uang kepada orang lain dan berniat akan mengembalikannya, maka Allah akan luluskan niatnya itu; tetapi barangsiapa mengambilnya dengan niat akan membinasakan (tidak membayar), maka Allah akan merusakkan dia.” (HR. Bukhari)
5. Perbanyak sedekah
Sedekah menurut Islam tidak akan membuat harta yang dimiliki menjadi berkurang atau habis. Justru salah satu keutamaan bersedekah menurut Islam adalah menambah rezeki. Karena Allah akan membukakan pintu rezeki yang selebar-lebarnya kepada orang yang senantiasa bersedekah di jalan Allah.
6. Tidak boros
Dalam Islam sikap boros tidaklah dianjurkan dalam mengatur keuangan, karena hal tersebut bukan termasuk dalam kebaikan. Orang yang senantiasa bersikap boros tidak akan bisa menyisihkan sebagian rezeki yang didapatnya, dan sesungguhnya orang-orang yang seperti itu termasuk kedalam orang yang merugi.
Dalam sebuah firmannya, Allah SWT., bersabda : “Dan (termasuk hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih) orang-orang yang apabila menginfakkan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, di antara keduanya secara wajar,”
Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa mereka yang tidak berlebihan maksudnya adalah mereka orang-orang yang tidak boros, dan mereka itulah yang termasuk hamba Allah.
7. Berhemat dan menabung untuk mengatur keuangan
Berhemat merupakan salah satu cara sukses mengatur keuangan menurut Islam. Orang pandai berhemat, maka dia pandai mengelola keuangannya dengan baik dan hal tersebut akan berdampak baik bagi masa depan orang tersebut.
Menabung dalam Islam merupakan sebuah hal yang baik, dan dalam sumber syariat Islam pun terdapat dalil mengenai anjuran untuk menyisihkan sebagian rezeki yang didapat untuk kebaikan orang tersebut.
8. Membuat skala prioritas dalam mengatur keuangan
Belilah segala kebutuhan sesuai dengan kadarnya, tidak kurang dan tidak lebih. Hindari membeli sesuatu yang tidak atau kurang diperlukan. Misalnya, handphone yang kamu miliki masih berfungsi dengan baik namun kamu sudah menggantinya dengan tipe terbaru.
Ini adalah pemborosan dalam mengatur keuangan! Perlu diingat, teknologi akan dan terus berkembang. Bila kamu bersikeras selalu mengikuti tren terbaru, tidak akan ada akhirnya.
Sebagai manusia, tentu ingin memiliki harta yang melimpah. Apalagi, jika harta benda yang dihasilkan berasal dari jerih payah sendiri dan dengan cara yang halal.
Kita mengetahui bahwa Al-Quran menceritakan kisah hidup salah satu rasul, Nabi Sulaiman, yang diberikan kepercayaan oleh Allah SWT berupa harta melimpah dan kekuasaan yang besar.
Selain itu, setiap umat Islam pun diminta untuk bersungguh-sungguh mencari rezeki. Seperti yang tertuang di dalam Surah Al-Jumuah ayat 10 yang berarti “Apabila sholat telah dilaksanakan, maka menyebarlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah”.
Namun, umat Islam pun harus mencari rezeki atas dasar pengabidan kepada Allah SWT, seperti yang dijelaskan di dalam surat Adz-Dzariyat ayat 56.
Meski demikian, konsep kaya menurut Islam bukan cuma sekadar mengumpulkan harta benda semata. Nah, untuk memahami hal ini, ada baiknya sebagai umat muslim juga bisa meneladani konsep menjadi kaya menurut Rasulullah SAW.
Menurut Rasulullah SAW, orang yang kaya adalah mereka yang menanamkan rasa qanaah di dalam hati. Atau, rasa untuk merasa cukup dengan segala pemberian Allah SWT. Seperti yang tertuang di dalam hadits berikut.
”Ridhalah dengan apa yang dibagikan Allah SWT untukmu, niscaya engkau menjadi orang yang paling kaya.” (HR Turmudzi)
Hadits tersebut menerangkan bahwa hidup seseorang akan positif jika mereka menerapkan sikap yang qanaah. Sebab, dengan mengamalkan qanaah, maka hal yang berjumlah sedikit akan menjadi banyak, sementara hal yang banyak akan menjadi berkah.
Hadits lain juga menyebut bahwa hakikat kaya sejatinya bukan cuma banyaknya jumlah harta benda, namun juga kekayaan hati. Apakah itu kekayaan hati? Beberapa ulama menafsirkan kekayaan hati sebagai rasa ikhlas dalam menerima segala hal dari Allah SWT.
“Hakikat kaya bukan dari banyaknya harta. Namun kekayaan hati.” (HR Bukhari).
Cara Memulai Qanaah demi Menjadi Kaya Menurut Islam
Namun, bagaimana caranya memunculkan sikap qanaah dalam diri sendiri? Hadits lain menyebut bahwa salah satu kunci menjadi qanaah adalah dengan tidak merasa iri dengan kondisi orang lain.
”Himpunlah rasa putus asa terhadap apa-apa yang ada di tangan manusia, maka mereka akan mencintaimu.” (HR Ibnu Majah).
Beberapa tafsir mengatakan bahwa jika manusia memiliki rasa iri terhadap yang lain, maka ia tidak bisa memiliki keterikatan dengan Allah SWT. Akibatnya, umat manusia menjadi tidak bisa bersyukur dengan kehidupannya masing-masing dan tidak bisa merasakan kehidupan yang sesungguhnya.
Makanya, memiliki sikap qanaah tentu akan memperbaiki sikap kita sebagai manusia. Mereka yang ridha dengan segala pemberian Allah SWT tentu hidupnya akan diliputi rasa aman dan tanpa beban pikiran.
Dari mana kita bisa memulai sikap qanaah? Tentu, sikap tersebut bisa dilakukan dengan mensyukuri hidup apa adanya dan apapun bentuknya. Dengan mencintai diri sendiri misalnya, atau disebut dengan self-love, itu merupakan salah satu bentuk permulaan sikap qanaah yang bisa kita terapkan ke diri sendiri.
Intinya, menjadi kaya menurut Islam adalah sesuatu yang sangat diperbolehkan. Kendati demikian, umat Islam juga tetap harus bersyukur dan merasa berkecukupan dengan hal-hal yang mereka miliki saat ini agar harta benda mereka bisa menjadi berkah.
Suatu saat seorang sahabat berkata kepada Rasulullah SAW. “Ajari aku sebuah amalan agar rezekiku ditambah.” Rasul pun memberi resepnya, “Jika kau ingin rezekimu bertambah maka perbanyaklah sedekah”
Kita sering mendengar bagaimana dahsyatnya sedekah. Namun tidak ada salahnya jika kita merenungkan kembali karena hati manusia sering lalai dan lupa.
Rasul memberi resep yang begitu simpel agar rezeki kita ditambah, “Perbanyaklah sedekah!”. Karena sedekah itu tak akan habis, “Akan bertambah, akan bertambah, akan bertambah.” Rasul sampai mengulanginya tiga kali untuk meyakinkan kita bahwa sedekah itu tak akan pernah habis.
Resep Rasulullah Agar Rezeki Bertambah – Jual Mukena Berkualitas
Kita sudah sering mendengar bahwa ganjaran dari sedekah paling sedikit adalah 10 kali lipat. Lalu sebagian orang bertanya, kemarin aku bersedekah 10 ribu. Tapi sudah berapa hari belum mendapat balasannya?
Manusia memang suka perhitungan dengan Allah swt. Kapan sedekah itu dibalas? Waktunya ditentukan oleh Allah swt karena Dialah yang paling tau kapan waktu yang tepat dan terbaik. Tapi sekecil apapun sedekah yang kita keluarkan pasti akan dibalas.
“Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan Menggantinya.” (QS.Saba:39). Jika kita ingin hitung-hitungan dengan Allah, maka mari kita coba berhitung!
Dalam riwayat, Rasul pernah bersabda bahwa sedekah itu menolak bencana. Jika hari ini kita sedekah 10 ribu, lalu Allah menghindarkan bermacam bencana dari kita, misalnya Allah menyelamatkan kita dari sebuah kecelakaan. Coba hitung berapa kali lipat Allah Menggantinya?
Jika kecelakaan itu terjadi, maka berapa besar biaya yang harus kita keluarkan? Allah Memiliki cara tersendiri untuk membalas sedekah hamba-Nya. Mata kita terlalu lemah hingga tak mampu melihat bentuk balasan Allah pada sedekah kita. Kita selalu menghitung apa yang tampak dan melupakan sisi lain yang lebih besar. Pernahkah kita berpikir berapa banyak bencana yang Allah selamatkan dari kita?
Obati orang yang sakit dari kalian dengan sedekah. Dan hindarkan bencana dengan doa. Dan pancinglah rezeki dengan sedekah. Dan (ketahuilah) bahwa tidak ada sesuatu yang paling berat bagi setan melebihi sedekah seorang mukmin (Rasulullah saw)
Lalu kapan kita harus bersedekah?Sedekah tidak harus menunggu kaya. Siapapun bisa bersedekah bahkan dengan separuh buah kurma, kata Rasulullah saw. Jika itupun tak mampu, Rasul memberi tahu tentang sedekah yang paling ringan dan bisa dilakukan semua orang.”Senyummu dihadapan saudaramu adalah sedekah.”
Jika kita yakin dengan resep dari Rasul ini, maka tangan ini akan ringan untuk memberi. “Jika kau ingin rezekimu bertambah maka perbanyaklah sedekah. “Siapa yang yakin dengan balasan (Allah) maka ia akan banyak memberi.” [khazanahalquran]
Saat menjalankan puasa sunnah, seperti puasa senin kamis, tiba-tiba harus membatalkan puasa. Maka mungkin terpikir dan bertanya-tanya, Apak boleh membatalkan puasa Senin Kamis?
“Orang yang berpuasa sunah adalah orang yang memerintah dirinya. Jika ia ingin maka ia (boleh) berpuasa. Dan jika ia ingin maka boleh juga berbuka (membatalkannya).” ( HR.Tirmidzi dan al-Hakim )
Sehingga jawabannya, adalah boleh. Sebab puasa Senin-Kamis hukumnya Sunah, sehingga membatalkannya tidak dilarang. Artinya apabila kita membatalkan puasa di tengah-tengahnya, maka hal itu dibolehkan.
Akan tetapi, bukan berarti bisa seenaknya ya. Membatalkan puasa sunah dengan tanpa adanya uzur makruh dilakukan, sebagaimana Allah swt berfirman,
Adapun apabila kita membatalkan puasa sunah karena suatu uzur (sebab/alasan), seperti ada teman atau saudara yang memaksa kita agar ikut makan, atau kita harus menghormati tamu kita yang sedang menikmati hidangan minuman atau makanan, maka hal tersebut tidaklah makruh, malah sebaliknya kita membatalkan puasa.
Tetapi, jika ada cara lain yang bisa kita lakukan, sehingga kita tidak harus membatalkan puasa dan juga tidak menyakiti hati teman, saudara, atau tamu, maka itu lebih baik dan kita tetap dianjurkan menyempurnakan puasanya.
Jangan khawatir, jika niat kita untuk berpuasa benar-benar tulus dan kita juga telah berusaha melakukan puasa, maka tidak aka nada yang hilang dari pahala puasa Sunnah kita. Justru kita akan mendapatkan dua pahala, pahala puasa Sunnah dan pahala menyenangkan hati orang lain.
Rasulullah saw dalam sabdanya menjelaskan :
“Siapa saja yang berkunjung kepada saudaranya sedang ia orang yang berpuasa, lalu ia berbuka, maka Allah Taala menuliskan untuknya puasa di hari itu.” (HR. Daelami) []
Sumber: Buku “Manfaat Dahsyat Puasa Senin Kamis dan Puasa Daud”
Dalam agama Islam, rukun iman adalah landasan kepercayaan seorang Muslim dalam agama Islam. Rukun dapat diartikan sebagai pilar atau tiang. Sedangkan iman bermakna kepercayaan. Sehingga arti rukun iman berarti pilar yang wajib dipercaya.
Rukun iman juga menjadi landasan perbuatan seorang Islam bagaimanapun keadaannya, baik dalam susah dan senang, termasuk dalam masa pandemi corona, pembatalan izin untuk melaksakanan haji, dan lainnya.
Ilustrasi: Beriman pada Al – Quran, merupakan salah satu rukun iman Islam
Dalam Hadist Riwayat Imam Muslim terdapat enam rukun iman yang wajib dipercaya. “Maka kabarkan padaku tentang iman, Rasulullah bersabda: Iman adalah bahwa kamu beriman kepada Allah dan malaikat-Nya, segala kitab-Nya, dan Rasul-Nya dan hari akhirat serta kamu beriman dengan qadar baik dan buruk”
Berikut penjelasan mengenai rukun iman dalam Islam.
1. Iman kepada Allah SWT
Rukun iman pertama adalah percaya kepada Allah SWT. Setiap orang yang beragama Islam harus percaya bahwa Allah adalah Tuhan yang Maha Esa dan tiada Tuhan selain Allah.
Percaya kepada Allah SWT juga berarti percaya bahwa Allah Maha Kuasa terhadap segala sesuatu, percaya kepada ketetapan Allah, dan sifat-sifat Allah yang terdapat dalam Asmaul Husna.
Percaya kepada Allah SWT diwujudkan dalam perilaku yang selalu menjalani perintah Allah SWT dan menjauhi setiap larangan-Nya
2. Iman kepada Malaikat
Yang kedua, setiap Muslim mesti percaya bahwa Allah juga menciptakan malaikat dengan berbagai macam tugas. Jumlah malaikat sangat banyak dan ada 10 malaikat yang wajib diketahui.
Berikut 10 malaikat yang wajib diketahui:
1. Malaikat Jibril bertugas menyampaikan wahyu
2. Malaikat Mikail bertugas menyampaikan rezeki
3. Malaikat Israfil bertugas meniup sangkakala
4. Malaikat Izrail bertugas mencabut nyawa
5. Malaikat Munkar menanya ruh di alam kubur
6. Malaikat Nakir bertugas menanya ruh di alam kubur
7. Malaikat Raqib bertugas mencatat amal baik manusia
8. Malaikat Atid bertugas mencatat amal buruk manusia
9. Malaikat Malik bertugas menjaga pintu neraka
10. Malaikat Ridwan bertugas menjaga pintu surga.
3. Iman kepada kitab-kitab Allah SWT
Setiap umat Islam juga mesti mengimani kitab-kitab yang diturunkan Allah SWT yakni kitab Zabur kepada Nabi Daud AS, kitab Taurat kepada Nabi Musa AS, kitab Injil kepada Nabi Isa AS, dan Alquran kepada Nabi Muhammad SAW.
Percaya kepada kitab berarti mengamalkan apa yang terdapat dalam kitab suci tersebut. Umat Islam mesti berpegangan pada Alquran dalam menjalankan kehidupan.
4. Iman kepada Nabi dan Rasul
Setiap Muslim juga harus meyakini Allah mengutus nabi dan rasul untuk menyampaikan wahyu. Terdapat 25 nabi dan rasul yang wajib diimani yakni dari nabi pertama Nabi Adam AS hingga nabi terakhir Nabi Muhammad SAW.
Percaya pada nabi dan rasul diwujudkan dengan meyakini serta meneladani setiap kisahnya. Umat Islam juga mesti mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW.
Ilustrasi : Muslimah memanjaat doa saat Shalat dengan mukena
5. Iman kepada Hari Akhir
Rukun iman yang ke -5 adalah umat Islam harus percaya bahwa hari akhir atau hari kiamat pasti akan terjadi. Terdapat dua kiamat yang diyakini yakni :
– kiamat sugro atau kiamat kecil, dan
– kiamat kubro atau kiamat besar.
Kiamat sugro berupa bencana alam dan juga kematian. Sedangkan kiamat kubro berarti hancurnya semua alam semesta dan tanda dimulainya kehidupan akhirat.
Iman kepada hari kiamat ditandai dengan berperilaku dan beribadah dengan baik bahwa setiap amal dan perbuatan bakal diperhitungkan dan dibalas Allah di hari kiamat.
6. Iman kepada Qada dan Qadar
Rukun Iman yang terakhir adalah, umat Islam mesti mengimani terdapat qada dan qadar yang baik maupun yang buruk. Allah sudah menetapkan baik dan buruknya takdir untuk umat-Nya.
Dengan beriman pada qada dan qadar, setiap orang yang beragama Islam harus berusaha dan juga berserah diri pada ketetapan Allah, apapun yang terjadi. Setiap orang juga harus berprasangka baik pada ketetapan Allah, baik dan buruknya, merupakan sesuatu yang baik untuk umatnya yang beriman dan bertakwa.
Asmaul Husna adalah nama-nama dan sifat Allah yang baik, agung dan mulia. Asmaul Husna terdiri dari kata “Asma” yang berati nama dan “Husna” yang berarti baik.
Dalam Surat Thaha, ayat 8 dijelaskan bahwa Allah memiliki Asmaul Husna.
“Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Dia mempunyai asmaa’ul husna (nama-nama yang baik)” (Q.S. Thaha:8).
Ilustrasi : membaca Al-Quran
99 Nama Allah tersebut merupakan bukti kebesaran dan kekuasaan-Nya, sebagai pencipta serta pemelihara alam semesta dan isinya. Berikut adalah 99 Asmaul Husna artinya dilengkapi artinya dalam bahasa Indonesia tulisannya dalam aksara latin:
1. Ar Rahman – Allah Yang Maha Pengasih
الرحمن
2. Ar Rahiim – Allah Yang Maha Penyayang
الرحيم
3. Al Malik – Allah Yang Maha Merajai (bisa di artikanRaja dari semua Raja)
الملك
4. Al Quddus – Allah Yang Maha Suci
5. As Salaam – Allah Yang Maha Memberi Kesejahteraan
السلام
6. Al Mu`min – Allah Yang Maha Memberi Keamanan
المؤمن
7. Al Muhaimin – Allah Yang Maha Mengatur
المهيمن
8. Al `Aziiz – Allah Yang Maha Perkasa
العزيز
9. Al Jabbar – Allah Yang Memiliki Mutlak Kegagahan
الجبار
10. Al Mutakabbir – Allah Yang Maha Megah, Yang MemilikiKebesaran
المتكبر
11. Al Khaliq – Allah Yang Maha Pencipta
الخالق
12. Al Baari`- Allah Yang Maha Melepaskan
البارئ
13. Al Mushawwir – Allah Yang Maha Membentuk Rupa(makhluknya)
المصور
14. Al Ghaffaar – Allah Yang Maha Pengampun
15. Al Qahhaar – Allah Yang Maha Menundukkan / Menaklukkan Segala Sesuatu
القهار
16. Al Wahhaab – Allah Yang Maha Pemberi Karunia
الوهاب
17. Ar Razzaaq – Allah Yang Maha Pemberi Rezeki
الرزاق
18. Al Fattaah – Allah Yang Maha Pembuka Rahmat
الفتاح
19. Al `Aliim – Allah Yang Maha Mengetahui (MemilikiIlmu)
العليم
20. Al Qaabidh – Allah Yang Maha Menyempitkan(makhluknya)
القابض 21. Al Baasith – Allah Yang Maha Melapangkan(makhluknya)
الباسط
22. Al Khaafidh – Allah Yang Maha Merendahkan(makhluknya)
الخافض
23. Ar Raafi` – Allah Yang Maha Meninggikan(makhluknya)
الرافع
24. Al Mu`izz – Allah Yang Maha Memuliakan(makhluknya)
المعز
25. Al Mudzil – Allah Yang Maha Menghinakan(makhluknya)
المذل
26. Al Samii` – Allah Yang Maha Mendengar
السميع
27. Al Bashiir – Allah Yang Maha Melihat
البصير
28. Al Hakam – Allah Yang Maha Menetapkan
الحكم
29. Al `Adl – Allah Yang Maha Adil
العدل
30. Al Lathiif – Allah Yang Maha Lembut
اللطيف
31. Al Khabiir – Allah Yang Maha Mengenal
الخبير
32. Al Haliim – Allah Yang Maha Penyantun
الحليم
33. Al `Azhiim – Allah Yang Maha Agung
العظيم
34. Al Ghafuur – Allah Yang Maha Memberi Pengampunan
الغفور
35. As Syakuur – Allah Yang Maha Pembalas Budi (Menghargai)
الشكور
36. Al `Aliy – Allah Yang Maha Tinggi
العلى
37. Al Kabiir – Allah Yang Maha Besar
الكبير
38. Al Hafizh – Allah Yang Maha Memelihara
الحفيظ
39. Al Muqiit – Allah Yang Maha Pemberi Kecukupan
المقيت
40. Al Hasiib – Allah Yang Maha Membuat Perhitungan
الحسيب
41. Al Jaliil – Allah Yang Maha Luhur
الجليل
42. Al Kariim – Allah Yang Maha Pemurah
الكريم
43. Ar Raqiib – Allah Yang Maha Mengawasi
الرقيب
44. Al Mujiib – Allah Yang Maha Mengabulkan
المجيب
45. Al Waasi` – Allah Yang Maha Luas
الواسع
46. Al Hakiim – Allah Yang Maha Maka Bijaksana
الحكيم
47. Al Waduud – Allah Yang Maha Mengasihi
الودود
48. Al Majiid – Allah Yang Maha Mulia
المجيد
49 Al Baa`its – Allah Yang Maha Membangkitkan
الباعث
50. As Syahiid – Allah Yang Maha Menyaksikan
الشهيد
51. Al Haqq – Allah Yang Maha Benar
الحق
52. Al Wakiil – Allah Yang Maha Memelihara
الوكيل
53. Al Qawiyyu – Allah Yang Maha Kuat
القوى
54. Al Matiin – Allah Yang Maha Kokoh
المتين
55. Al Waliyy – Allah Yang Maha Melindungi
الولى
56. Al Hamiid – Allah Yang Maha Terpuji
الحميد
57. Al Muhshii – Allah Yang Maha Mengalkulasi(Menghitung Segala Sesuatu)
المحصى
58. Al Mubdi` – Allah Yang Maha Memulai
المبدئ
59. Al Mu`iid – Allah Yang Maha MengembalikanKehidupan
المعيد
60. Al Muhyii – Allah Yang Maha Menghidupkan
المحيى
61. Al Mumiitu – Allah Yang Maha Mematikan
المميت
62. Al Hayyu – Allah Yang Maha Hidup
الحي
63. Al Qayyuum – Allah Yang Maha Mandiri
القيوم
64. Al Waajid – Allah Yang Maha Penemu
الواجد
65. Al Maajid – Allah Yang Maha Mulia
الماجد
66. Al Wahid – Allah Yang Maha Tunggal
الواحد
67. Al Ahad – Allah Yang Maha Esa
الاحد
68. As Shamad – Allah Yang Maha Dibutuhkan, TempatMeminta
الصمد
69. Al Qaadir – Allah Yang Maha Menentukan, MahaMenyeimbangkan
القادر
70. Al Muqtadir – Allah Yang Maha Berkuasa
المقتدر
71. Al Muqaddim – Allah Yang Maha Mendahulukan
المقدم
72. Al Mu`akkhir – Allah Yang Maha Mengakhirkan
المؤخر
73. Al Awwal – Allah Yang Maha Awal
الأول
74. Al Aakhir – Allah Yang Maha Akhir
الأخر
75. Az Zhaahir – Allah Yang Maha Nyata
الظاهر
76. Al Baathin – Allah Yang Maha Ghaib
الباطن
77. Al Waali – Allah Yang Maha Memerintah
الوالي
78. Al Muta`aalii – Allah Yang Maha Tinggi
المتعالي
79. Al Barru – Allah Yang Maha Penderma (MahaPemberi Kebajikan)
البر
80. At Tawwaab – Allah Yang Maha Penerima Tobat
التواب
81. Al Muntaqim – Allah Yang Maha Pemberi Balasan
المنتقم
82. Al Afuww – Allah Yang Maha Pemaaf
العفو
83. Ar Ra`uuf – Allah Yang Maha Pengasuh
الرؤوف
84. Malikul Mulk – Allah Yang Maha Penguasa Kerajaan(Semesta)
مالك الملك
85. Dzul Jalaali WalIkraam – Allah Yang Maha Pemilik Kebesaran danKemuliaan
ذو الجلال و الإكرام
86. Al Muqsith – Allah Yang Maha Pemberi Keadilan
المقسط
87. Al Jamii` – Allah Yang Maha Mengumpulkan
الجامع
88. Al Ghaniyy – Allah Yang Maha Kaya
الغنى
89. Al Mughnii – Allah Yang Maha Pemberi Kekayaan
المغنى
90. Al Maani – Allah Yang Maha Mencegah
المانع
91. Ad Dhaar – Allah Yang Maha Penimpa Kemudharatan
الضار
92. An Nafii` – Allah Yang Maha Memberi Manfaat
النافع
93. An Nuur – Allah Yang Maha Bercahaya (Menerangi,Memberi Cahaya)
النور
94. Al Haadii – Allah Yang Maha Pemberi Petunjuk
الهادئ
95. Al Badii’ – Allah Yang Maha Pencipta Yang TiadaBandingannya
Hai sahabat sellermukena ( seller mukena). Ibadah puasa saat bulan Ramadhan bukanlah satu-satunya ibadah puasa bagi umat muslim. Ada juga puasa Sunnah yang dianjurkan Rasulullah SAW. Puasa Sunnah yang dikerjakan langsung oleh Nabi Muhammad SAW adalah puasa Senin Kamis.
Puasa Senin Kamis mempunyai arti yang berbeda dengan puasa saat bulan Ramadhan yang merupakan ibadah wajib. Sebagaimana hukum Sunah lainnya, seseorang yang berpuasa sunnah Senin Kamis akan mendapatkan manfaat pahala dari Allah SWT. Namun, mereka tidak akan berdosa jika tidak dilakukan sebab bukan sesuatu yang wajib.
Ilustrasi : Muslimah sedang melakukan keiatan membaca Al-Quran
Mengenai puasa Senin dan Kamis diterangkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah (HR. Ahmad) :
“Bahwasanya Nabi Muhammad Saw lebih sering berpuasa pada hari Senin dan Kamis. Amalan-amalan manusia diajukan kepada Allah setiap hari Senin dan Kamis, maka saya senang apabila amalan saya (pada hari tersebut) dan saya berpuasa pada hari tersebut.”
Dari hadis di atas, disimpulkan bahwa Nabi Muhammad SAW sering melakukan puasa hari Senin dan Kamis. Sebab pada dua hari tersebut, amalan-amalan manusia diajukan kepada Allah SWT.
Bagi Anda yang ingin mengerjakan amalan-amalan puasa Senin Kamis, maka hal yang perlu dilakukan adalah membaca niat. Berikut bacaan niat puasa Senin Kamis beserta artinya:
Salah satu keistimewaan dan keutamaan Ramadhan adalah di dalamnya terdapat malam lailatul qadar. Malam ini ditunggu-tunggu oleh setiap umat Islam. Setiap orang berharap agar bertemu dengan malam tersebut karena itu malam terbaik dari seribu bulan. Hanya saja Rasulullah SAW tidak menjelaskan secara pasti kapan terjadi lailatul qadar. Para ulama pun beda pendapat mengenai hal ini. Tujuan dari perahasiaan kedatangan malam ini adalah agar umat Islam selalu beribadah dan memperbanyak amal saleh sembari berharap bertemu lailatul qadar.
Imam An-Nawawi dalam Kitab Al-Adzkar menjelaskan ada beberapa amalan yang sangat dianjurkan di malam lailatul qadar. Ia menjelaskan:
“Kami riwayatkan dari sanad yang shahih dalam kitab al-Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Majah, dan lain-lain bahwa Aisyah pernah berkata, ‘Wahai Rasulullah, andaikan aku mengetahui lailatul qadar, apa yang bagus aku baca?’ Rasulullah menjawab, ‘Bacalah Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni’ (Wahai Tuhan, Engkau Maha Pengampun, menyukai orang yang minta ampunan, ampunilah aku).’ Ulama kami berkata, disunahkan memperbanyak baca doa ini, baca Al-Qur’an, zikir, dan doa-doa yang disunahkan pada tempat atau waktu yang mulia….Imam As-Syafi’I berkata, ‘Aku menyukai memperbanyak ibadah tersebut di siang hari sebagaimana di malam hari.’ Dianjurkan juga memperbanyak doa-doa yang penting bagi umat Islam. Ini tanda orang-orang saleh dan hamba Allah yang arif.”
Berdasarkan penjelasan Imam An-Nawawi ini, ada beberapa amalan yang biasa dilakukan pada lailatul qadar. Meskipun kita tidak tahu secara pasti kapan datangnya lailatul qadar, yang penting amalan ini dilakukan selama bulan Ramadhan, khususnya sepuluh terakhir Ramadhan. Di antara amalan yang bisa dilakukan adalah memperbanyak baca doa: Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni’
Artinya, “Wahai Tuhan, Engkau Maha Pengampun, menyukai orang yang minta ampunan, ampunilah aku.” Dianjurkan juga memperbanyak baca Al-Qur’an, zikir, dan doa-doa yang bermanfaat untuk umat Islam. Dalam pandangan Imam As-Syafi’i, amalan ini sebaiknya tidak hanya dilakukan di malam hari saja, tapi juga diperbanyak siang hari. Pasalnya, ia sendiri sangat menyukai melakukan amalan ini di siang hari, sebagaimana kesungguhannya di malam hari. Wallahu a‘lam.
Menjalankan amalan ibadah di hari Jumat sangat istimewa. Sebab keutamaan hari Jumat terasa lebih luar biasa dibanding hari biasanya. Hingga dikenal sebagai hari raya setiap satu minggu sekali.
Nabi Muhammad SAW juga sangat memuliakan hari Jumat, begitu banyak hadis yang menjelaskan terkait hal itu. Rasulullah bersabda: “Hari terbaik di mana matahari terbit di dalamnya ialah hari Jumat. Pada hari itu Adam Alaihissalam diciptakan, dimasukkan ke surga, dikeluarkan daripadanya dan kiamat tidak terjadi kecuali di hari Jumat.” (H.R Muslim).
Berbagai amalan sunnah dan wajib dijalankan oleh umat Islam demi memperoleh berkah tersendiri. Terdapat berkah pahala berlipat dibanding hari lain, serta penghapusan dosa atas keburukan sebelumnya.
Berikut beberapa amalan yang diutamakan pada hari Jumat, wajib diketahui umat Islam dirangkum dari berbagai sumber.
1. Mandi Jumat
Amalan paling mudah dan berbuah manis ialah mandi Jumat. Hukumnya menjadi sunnah bagi siapa saja yang hendak menunaikan sholat Jumat, baik laki-laki maupun perempuan yang turut serta.
Dilansir dari NU online, sedangkan ketentuan hukum ini menjadi berbeda bila ia memilih sholat Zuhur di rumah, maka tidak lagi disunnahkan baginya.
Hadits riwayat Ibnu Hibban dari Ibnu Umar sebagai berikut: “Barangsiapa yang mendatangi shalat Jumat baik laki-laki maupun wanita maka hendaklah mandi.”
Hadis yang lain menegaskan betapa mulianya hamba yang menjalankan sholat Jumat, akan dihapus dosa selama satu tahun.
“Barang siapa membasuh pakaian dan kepalanya, mandi, bergegas Jumatan, menemui awal khutbah, berjalan dan tidak menaiki kendaraan, dekat dengan Imam, mendengarkan khutbah dan tidak bermain-main, maka setiap langkahnya mendapat pahala berpuasa dan shalat selama satu tahun.” (HR. Al-Tirmidzi dan al-Hakim).
2. Sedekah
Berbagi merupakan ajaran Islam yang membahagiakan dan cukup mudah. Baik dalam bentuk harta maupun bantuan.
Ibnu Qayyim mengatakan, “Sedekah pada hari itu dibandingkan dengan sedekah pada enam hari lainnya laksana sedekah pada bulan Ramadhan dibanding bulan-bulan lainnya”. Hadits dari Ka’ab menjelaskan: “Dan sedekah pada hari itu lebih mulia dibanding hari-hari selainnya.” (Mauquf Shahih).
3. Membaca Surah Al-Kahfi
Amalan keutamaan hari Jumat berikutnya dengan membaca surah Al-Kahfi. Hal ini kerap kali diingatkan kembali supaya umat Islam dapat istiqomah menjaga bacaan surah yang banyak menyinggung hari kematian ini.
Rasulullah bersabda: “Barang siapa membaca surat al-Kahfi pada hari Jumat, maka Allah memberinya sinar cahaya di antara dua Jumat.” Hadits diriwayatkan dan dishahihkan oleh Imam al-Hakim.
4. Memperbanyak Bacaan Shalat
Memperbanyak bacaan shalawat menjadi keutamaan hari Jumat berikutnya. Amalan ini bisa Anda mulai sejak Kamis petang hingga berakhirnya Jumat tengah malam.
“Perbanyaklah shalawat kepadaku pada setiap Jum’at. Karena shalawat umatku akan diperlihatkan padaku pada setiap Jum’at. Barangsiapa yang banyak bershalawat kepadaku, dialah yang paling dekat denganku pada hari kiamat nanti.” (HR. Baihaqi dalam Sunan Al Kubro; hasan lighairihi).
5. Banyak Berdoa
Selain memperbanyak shalawat Nabi, alangkah baiknya didampingi dengan banyak memanjatkan doa pada Allah SWT sebagai keutamaan hari Jumat. Sebab terdapat harapan yang mudah dikabulkan, bertepatan dengan waktu ijabah.
Meski waktu itu dirahasiakan, antara satu kali 24 jam di hari Jumat. Sehingga alangkah baiknya selalu berdoa setiap waktu, untuk memperoleh waktu ijabah tersebut.
“Pada hari ini (Jumat) ada waktu yang mulia yang mana doa akan dikabulkan secara mutlak dan waktu tersebut disamarkan pada keseluruhan hari itu seperti halnya yang diungkapkan oleh Al-Imam Al-Ghazali dan selainnya.” (Al-Alamah Abi Bakr bin Al-Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyati, Hasyiyah I’anah at-Thalibin, juz.2, hal. 63, Dar Al-Fikr).
6.Memperbanyak Berbuat Baik
Salah satu keistimewaan hari Jumat ialah dilipatgandakan pahala kebaikan sepuluh kali lipat dibanding hari lain. Hal ini diperuntukkan bagi siapa saja yang melakukan perbuatan baik.
Dilansir dari NU online, Syekh Abu Bakr bin Syatha berkata:
“Ucapan Syekh Zainuddin; dan sunnah memperbanyak kebaikan di malam dan hari Jumat; karena riwayat Ibnu Zanjawiyah dari Ibn al-Musayyab bin Rafi’, beliau berkata, Barang siapa yang berbuat kebaikan pada hari Jumat maka akan dilipatgandakan sepuluh kali lipat dari hari yang lain, dan barang siapa berbuat kejelekan maka juga demikian (dilipatgandakan dosanya). Dan disamakan hari, yaitu malam, sebab tidak ada perbedaan sama sekali.” (Syaikh Abi Bakr bin Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyati, Hasyiyah I’anah At-Thalibin, juz 2, hal. 104, Dar Al-Fikr).
7. Membaca Surat Yasin
Keutamaan hari Jumat selanjutnya bisa diisi dengan amalan membaca surat Yasin. Hal ini berdasarkan hadis riwayat Abu Daud sebagai berikut:
“Barangsiapa membaca surat Yasin dan al-Shaffat di malam Jumat, Allah mengabulkan permintaannya.” (HR Abu Daud dari al-Habr).
Al-Manawi menegaskan bahwa hadis ini tergolong lemah, sebab sanadnya terputus. Meski begitu, masih ada yang memercayai sebagai amalan yang baik di hari Jumat, berkaitan dengan keutamaan amal (fadlail al-a’mal).
Itulah beberapa amalan keutamaan hari Jumat yang bisa dijalankan oleh seluruh umat Islam, supaya lebih mendekatkan diri pada Allah. Memperoleh berkah yang berlipat dan pengampunan dosa, dibanding hari biasanya.